Minggu pagi..aku dan adikku pergi bersepeda di Car Free Day Solo,, iseng -iseng aku ngajak adikku berkeliling ke Benteng Vasternburg dan kawasan Keraton Kasunanan Surakarta, yah buat ngenalin aset budaya kita lah,, siapa lagi yang mau ngenalin.. kalo ga kita. hehehe
bangunan Keraton Kasunanan Surakarta yang mulai didirikan sejak tahun 1745 ini menyimpan sejarah Kemerdekaan Indonesia waktu melawan VOC yang akhirnya Pakubuwono II menyerahkan kedaulatan Mataram kepada VOC pada tahun 1755 ( Perjanjian Giyanti ).. Aku dan adikku berkeliling dari alun-alun utara, melewati Supit urang sambil melihat kondisi Keraton yang sudah pudar Kemegahannya, tembok-tembok keraton yang mulai pudar warnanya, retak sampai yang sudah hancur. memprihatinkan nasib bangunan ini bangunan ini tidak sebaik nasibnya dengan Bangunan Keraton Ngayogjakarta Hadiningrat, secara arsitektur spasial bangunan Keraton Surakarta hampir mirip dengan Yogya, bagaimana tidak salahsatu arsitektur yang ikut merancang bangunan ini adalah raja pertama Ngayogyakarta yaitu Pangeran Mangkubumi / Sultan Hamengku Buwono 1. Bangunan ini mulai dibangun pada masa Susuhunan PakuBuwono II pada masa kehancuran Mataram Islam di Kartosuro sehingga wilayah Mataram dipindahankan ke Desa Sala di dekat Sungai Bengawan yang menjadi pelabuhan kecil.
Pada masa pemerintahan Pakubuwono X pembangunan keraton mulai mengalami kemajuan yang sangat pesat dengan mempertahankan pola dasar tata ruang. Keadaan Keraton yang dilihat sekarang ini sebenarnya adalan hasil dari Pembangunan Pakubuwono X pada tahun 1893 - 1939. Dengan mempertahankan warna dominan Putih dan Biru dan arsitektural campuran Jawa - Belanda.
Keraton Kasunanan Hadiningrat
begitu pula di harian jogja yang memaparkan keadaan kondisi tembok keraton bagian alun-alun selatan yang sudah hancur.. ini yang dipaparkan Harian Jogja edisi 29-1-2012 "SOLO – Kondisi tembok kompleks Keraton Kasunanan Surakarta di kawasan Alun-alun Selatan saat ini memrihatinkan. Selain ada bagian yang roboh, sebagian tembok juga ditumpangi bangunan milik warga di sekitarnya."
di Baluwarti yang berarti tembok keraton keadaan pagar sudah memudar, kompleks Baluwarti yang dulunya digunakan sebagai rumah abdi Keraton sudah mengalami perubahan yang sangat drastis, dulunya yang merupakan perumahan rumah jawa, sekarang banyak yang sudah diganti dengan rumah-rumah baru
Kompleks dalam perumahan Baluwarti
Bagian Pintu Luar di Perumahan Baluwarti
0 komentar :
Posting Komentar