• Pantai Pok Tunggal

    Salah satu pantai di Gunung Kidul, dulu masih perawan, sekarang gatau :p

  • PUNCAK GUNUNG BEKEL

    Tim Ekpedisi HIMA dan Kapalasastra

  • TELAGA MADIRDO

    Yang tersembunyi di lereng Gunung Lawu

  • Candi Plaosan Lor

    Candi yang berlatar agama Buddha

  • Jumat, 23 Maret 2012

    Barong Temple - Stone Terrace ( Love beetwen Wisnu'Gods and Sri 'Goddess)



    Menjelang Senja di Candi barong



    Sojiwan Temple - The story of Jataka




    Sojiwan Temple from North
    Sojiwan from west

    Setidaknya di Candi ini ada sekitar 12 relief cerita yang masih bisa dilihat, kondisinya ada yang masih bisa dilihat dan ada pula yang sudah tidak bisa dilihat, salah satu relief yang saya sukai adalah relief bergambar putri yang bersila dan seorang pria yang tidur di pangkuan putri tersebut. garapan dari pemahat relief tersebut sungguh realistis serta proporsional dan tidak ada terkesan kaku, sungguh hebat seniman jaman dulu yang bisa membuat karya seni sehebat ini.
    bingkai Tantri Kâmandaka.


    Jumat, 03 Februari 2012

    mengeksplorasi batu - batu besar di Gunung Kidul 1 (Gondang site)

    Peninggalan Budaya Megalitikum, mungkin dalam mata masyarakat awam tentunya kurang menarik jika dperhatikan karena bentuknya sendiri hanya berupa batu-batu yang bentuknya seperti patung besar, tugu besar maupun peti kubur dari batu. Peninggalan budaya megalitikum atau sering juga disebut dengan kebudayaan batu Besar ternyata banyak terdapat di Gunung Kidul.

    Gunung Kidul, tentunya orang yang melihat daerah ini secara sepintas hanya beranggapan sebagai daerah pegunungan kapur yang gersang, tetapi jangan salah .. ternyata di Gunung Kidul menyimpan sejuta  potensi yang perlu di jelajah dan sejuta misteri yang perlu dipecahkan. Potensi tersebut karena banyak wisata-wisata alam di Gunung Kidul yang banyak ditemukan. yang paling terkenal adalah Pantainya .. karena wilayah pesisir Gunung Kidul merupakan pantai yang berpasir putih, ada juga air terjun dan gua-gua karst yang banyak ditemukan di wilayah ini.
    tapi yang akan saya bicarakan sekarang adalah tentang potensi peninggalan Arkeologis berupa batu-batu megalitik yang tersebar di kawasan cekungan wonosari, pertama akan saya bahas tentang Situs Gondang yang berada di desa Ngawis kecamatan Karangmojo. Kondisi situs ini ada di halaman terbuka, dengan papan nama yang sudah rusak tanpa peneduh dan tidak ada rumah penjaga.
    saat pertama kali berkunjung ke situs ini, kami 5 orang.. aku,sinta,eko,april,dan wahid sedikit kebingunan menemukannya karena ploting dari GPS tidak terlalu akurat sehingga kami mengandalkan petunjuk dari masyarakat setempat. 
    Untuk masuk ke situs ini kami harus mencari juru kuncinya karena pagar dari situs ini di gembok.
    Setelah masuk yang terlihat susunan batu batu megalitik yang di susun di permukaan tanah tanpa peneduh tanpa alas hanya agar tidak langsung menyentuh permukaan tanah di beri krikil-krikil.


    terdapat juga batu-batu megalitik yang berbentuk seperti kaki arca pada masa klasik ( Hindu Buddha )

    batu berbentuk seperti wajah manusia yang di duga pada masa megalitik ini mulai berkembang kepercayaan-kepercayaan tentang animisme dan dinamisme, dan bisa saja kebudayaan ini sebagai jembatan dari masa prasejarah ke masa klasik di Indonesia.. siapa tahu... ??

    Rabu, 01 Februari 2012

    Plesir kaki Gunung Lawu bagian Barat part 1


    Menelusuri kota Karanganyar emang paling asyik.. wilayahnya yang sebagian besar berada di Pegunungan Lawu dan Pegunungan Njobolarangan membuat hawanya sejuk dan pemandangan yang asri...


    Buat yang mau maen kesini.. kalau dari Jogja memang itungannya jauh.. sekitar 100km..atau biasanya 3,5 jam kalau udah tau tempatnya, kalau belum ya 4 jam lah,. Tempatnya sejalur kalau mau ke Tawangmangu, Cuma ntar kalo ketemu pertigaan ke Ngargoyoso nah itu ambil ke kiri aja, Candi Cetho, Candi Sukuh, Candi Kethek dan Situs Planggatan udah masuk kawasan Wisata di Ngargoyoso.. selain di ketiga candi tersebut kalau dari Jogja jangan Cuma maen ke situ aja.. tapi mampir ke Telogo Madirdo, Air Terjun Jumog sama Air Terjun Parang Ijo, kebun The Kemuning sama Taman Perhutani Tahura yang letaknya di belakang Candi Sukuh.


    CANDI SUKUH



    Sejarahnya -- Candi Sukuh adalah sebuah kompleks candi agama Hindu yang terletak di Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, eks Karesidenan Surakarta, Jawa Tengah. Candi ini dikategorikan sebagai candi Hindu karena ditemukannya obyek pujaan lingga dan yoni. Candi ini digolongkan kontroversial karena bentuknya yang kurang lazim dan karena banyaknya obyek-obyek lingga dan yoni yang melambangkan seksualitas.

    Lokasinya -- Lokasi candi Sukuh terletak di lereng kaki Gunung Lawu pada ketinggian kurang lebih 1.186 meter di atas permukaan laut pada koordinat 07o37, 38’ 85’’ Lintang Selatan dan 111o07,. 52’65’’ Bujur Barat. Candi ini terletak di Dukuh Berjo, Desa Sukuh, kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Candi ini berjarak kurang lebih 20 kilometer dari kota Karanganyar dan 36 kilometer dari Surakarta. Bila menggunakan Wikimapia. Situs candi Sukuh dilaporkan pertama kali pada masa pemerintahan Britania Raya di tanah Jawa pada tahun 1815 oleh Johnson, Residen Surakarta. Johnson kala itu ditugasi oleh Thomas Stanford Raffles untuk mengumpulkan data-data guna menulis bukunya The History of Java. Setelah masa pemerintahan Britania Raya berlalu, pada tahun 1842, Van der Vlis, arkeolog Belanda, melakukan penelitian. Pemugaran pertama dimulai pada tahun 1928
    Arsitekturnya -- Bangunan candi Sukuh memberikan kesan kesederhanaan yang mencolok pada para pengunjung. Kesan yang didapatkan dari candi ini sungguh berbeda dengan yang didapatkan dari candi-candi besar di Jawa Tengah lainnya yaitu Candi Borobudur dan Candi Prambanan. Bentuk bangunan candi Sukuh cenderung mirip dengan peninggalan budaya Maya di Meksiko atau peninggalan budaya Inca di Peru. Struktur ini juga mengingatkan para pengunjung akan bentuk-bentuk piramida di Mesir. Kesan kesederhanaan ini menarik perhatian arkeolog termashyur Belanda, W.F. Stutterheim, pada tahun 1930. Ia mencoba menjelaskannya dengan memberikan tiga argumen. Pertama, kemungkinan pemahat Candi Sukuh bukan seorang tukang batu melainkan tukang kayu dari desa dan bukan dari kalangan keraton. Kedua candi dibuat dengan agak tergesa-gesa sehingga kurang rapi. Ketiga, keadaan politik kala itu dengan menjelang keruntuhannya Majapahit, sehingga tidak memungkinkan untuk membuat candi yang besar dan megah. Para pengunjung yang memasuki pintu utama lalu memasuki gapura terbesar akan melihat bentuk arsitektur khas bahwa ini tidak disusun tegak lurus namun agak miring, berbentuk trapesium dengan atap di atasnya. Batu-batuan di candi ini berwarna agak kemerahan, sebab batu-batu yang dipakai adalah jenis andesit.

    Candi Panggatan – Letak dari Candi ini tidak terlalu jauh dari Candi Sukuh, sekitar 4-5 km arah Selatan Sukuh, jalannya bisa dilalui motot tapi agak ekstrim.. ingat jangan malu bertanya kalau mau menuju tempat ini karena nanti akan bertemu pertigaan yang apabila lurus ke Telogo Madirdo / arah Tawangmangu jika belok ke kiri ( jalan menanjak ) ini jalan ke Situs Planggatan.. perlu di ingat tidak ada penunjuk arah ke situs ini.. ada si tapi Cuma ada satu, itupun di Candi Sukuh dan kondisinya sudah rusak…
    Situs ini berada di tengah perkampungan warga, beberapa peninggalannya berupa blok-blok batu yang belum tersusun.. seperti sebuah proyek pembangunan candi yang ditinggalkan, dari beberapa batu tersebut terdapat sebuah relief yang salah satunya menggambarkan sengkalan memet (sandi angka tahun) berupa Gajah Wiku, yaitu sosok setengah gajah, setengah manusia dengan belali ke bawah dan memakan bulan sabit dengan pakaian seorang wiku/ pendeta. Relief ini dibaca “Gajah wiku mangan wulan” dan diartikan 1378 caka atau sama dengan 1456 Masehi. Selisih 19 tahun dengan Candi Sukuh yang selesai tahun 1437 Masehi.





    Candi Planggatan

    Disamping kanan relief gajah Wiku ini, terdapat prasasti berhuruf dan berbahasa kawi sebanyak empat baris yang berbunyi :

    "padamel ira ra
    ma balanggadawang
    barnghyang punu
    n dah nrawang"

    Terjemahannya :
    "Pembuatannya Rama Balanggadawang bersamaan dengan Hyang Panunduh Nrawang"

    Sayang sekali, relief gajah wiku kurang jelas akibat tertutup tanah dan relief di Candi Planggatan yang tipis dan serupa dengan relief – relief di Jawa Timur. Hal ini tak begitu mengherankan karena Candi Planggtan sendiri di bangun oleh prabu Brawijaya V, raja terakhir Majapahit sebelum moksa ke Gunung Lawu.

    Berlanjutt….

    Senin, 30 Januari 2012

    Satu Hari delapan Candi Terlampaui

    setelah semangat tahun baru muncul hari kedua di Tahun 2012 menjelajah ke 8 Candi di Kabupaten Magelang..
    Candi tersebut antara lain Candi Gunung Wukir yang menjadi tujuan pertama .. Candi ini berada di Gunung Wukir yang ketinggiannya sekitar 400mdpal di sini disuguhkan pemandangan Gunung Merapi dan Merbabu,.
     nampak Gunung Merapi dan Merbabu dari Gunung Wukir
    tim Survei CKC

     kompleks Candi Gunung Wukir

    Candi Gunung sari tujuan Kedua kami letaknya di Gunung Sari, Salam Magelang, Candi Ngawen, lanjut ke Candi Mendut dan Candi Pawon ( karena sudah komersil dan sudah tidak terlihat bentang alamnya yang asli jadi kami malas untuk berkunjung cuma mampir di depannya doang.. hahaha))

    Candi Gunung sari

    Eksis di Candi Gunung Sari

    Oiya.. kunjungan kami sebelum ke Mendut dan Pawon adalah Candi Ngawen semua Candi yang ada di daerah topografi bawah di dominasi oleh Candi berlatar agama Buddha.
    ngeksis di Candi Ngawen
    anjut ke 3 gugusan Candi di Sengi, pertama ke Candi lokasi baru Lumbung, terus ke bekas tempat Candi Lumbung, yang ke dua Candi Asu sengi,.. hahaha di sini ketemu juga adegan yang meng-asu-kan... maklum anak muda, tempat bersejarah gitu malah dijadiin tempat pesta miras, alhasil pas temen-temen kami datang.. wuuss pada sempoyongan semua.. yang bikin heran ada cewek yang sampe tepar gara-gara miras itu..  eh kok nylonong sampe miras yaa.. haha 
     lokasi baru candi lumbung Sengi

    Lokasi awal sebelum dipindahkan, di dekat Sungai

    lanjutt.. ke kunjungan candi kami yang terakhir the lost Candi Pendem Sengi .. Letaknya ga jauh dari Candi asu Sengi cuman buat sampe ke sini butuh perjuangan nglewatin ladang-ladang warga
    Candi Asu Sengi





    Candi Pendem Sengi


    perjalanan berakhir pas maghrib dan semua sampai ke Jogja sekitar jam 19.30.. haha

    BANGUNAN KRATON SURAKARTA YANG KIAN MEMPRIHATINKAN

    Minggu pagi..aku dan adikku pergi bersepeda di Car Free Day Solo,, iseng -iseng aku ngajak adikku berkeliling ke Benteng Vasternburg dan kawasan Keraton Kasunanan Surakarta, yah buat ngenalin aset budaya kita lah,, siapa lagi yang mau ngenalin.. kalo ga kita. hehehe

    bangunan Keraton Kasunanan Surakarta yang mulai didirikan sejak tahun 1745 ini menyimpan sejarah  Kemerdekaan Indonesia waktu melawan VOC yang akhirnya Pakubuwono II menyerahkan kedaulatan Mataram kepada VOC pada tahun 1755 ( Perjanjian Giyanti ).. Aku dan adikku berkeliling dari alun-alun utara, melewati Supit urang sambil melihat kondisi Keraton yang sudah pudar Kemegahannya, tembok-tembok keraton yang mulai pudar warnanya, retak sampai yang sudah hancur. memprihatinkan nasib bangunan ini bangunan ini tidak sebaik nasibnya dengan Bangunan Keraton Ngayogjakarta Hadiningrat, secara arsitektur spasial bangunan Keraton Surakarta hampir mirip dengan Yogya, bagaimana tidak salahsatu arsitektur yang ikut merancang bangunan ini adalah raja pertama Ngayogyakarta yaitu Pangeran Mangkubumi / Sultan Hamengku Buwono 1. Bangunan ini mulai dibangun pada masa Susuhunan PakuBuwono II pada masa kehancuran Mataram Islam di Kartosuro sehingga wilayah Mataram dipindahankan ke Desa Sala di dekat Sungai Bengawan yang menjadi pelabuhan kecil. 

    Pada masa pemerintahan Pakubuwono X pembangunan keraton mulai mengalami kemajuan yang sangat pesat dengan mempertahankan pola dasar tata ruang. Keadaan Keraton yang dilihat sekarang ini sebenarnya adalan hasil dari Pembangunan Pakubuwono X pada tahun 1893 - 1939. Dengan mempertahankan warna dominan Putih dan Biru dan arsitektural campuran Jawa - Belanda.


     Keraton Kasunanan Hadiningrat

    begitu pula di harian jogja yang memaparkan keadaan kondisi tembok keraton bagian alun-alun selatan yang sudah hancur.. ini yang dipaparkan Harian Jogja edisi 29-1-2012 "SOLO – Kondisi tembok kompleks Keraton Kasunanan Surakarta di kawasan Alun-alun Selatan saat ini memrihatinkan. Selain ada bagian yang roboh, sebagian tembok juga ditumpangi bangunan milik warga di sekitarnya."

    di Baluwarti yang berarti tembok keraton keadaan pagar sudah memudar, kompleks Baluwarti yang dulunya digunakan sebagai rumah abdi Keraton sudah mengalami perubahan yang sangat drastis, dulunya yang merupakan perumahan rumah jawa, sekarang banyak yang sudah diganti dengan rumah-rumah baru


    Kompleks dalam perumahan Baluwarti

    Bagian Pintu Luar di Perumahan Baluwarti

    Sabtu, 28 Januari 2012

    BENTENG VASTENBURG SOLO

    Mungkin dari sekian banyak warga Solo ada yang tidak mengetahui atau memang tidak peduli dengan adanya bangunan Benteng Vastenburg yang berada di Gladhak. Memang letak dari bangunan ini tersembunyi di Belakang Bank Danamon. Keadaannya pun memprihatinkan... waktu aku mencoba melihat keadaan bangunan tersebut, untuk menjangkau tempat tersebut saja susah , biasanya aku lewat dari parkiran lalu melewati semak-semak, baru bisa sampai ke pintu depan dari Benteng tersebut..padahal bangunan tersebut merupakan bangunan yang penting dan wajib diketahui oleh warga Solo, tapi bagaimana warga Solo bisa tahu.. lha untuk menjangkau tempat tersebut saja susah.
    ini gambar-gambar yang diambil dari beberapa internet dan sebagian dari dokumentasiku sendiri.





    Ini nih jeleknya di kota Solo, bangunan – bangunan kuno nya kebanyakan dimiliki oleh Pribadi atau Dinas-dinas, jadi kebanyakan warga tidak mengetahui tentang sejarah bangunan-bangunan tersebut, padahal bangunan – bangunan sejarah di Solo banyak ditekui di sepanjang Jalan, misalnya saja Pabrik Es Saripetodjo yang sekarang menjadi kasus sengketa dan sudah dikatakan hancur, Lodjie Gandrung yang sekarang menjadi Rumah Dinas Walikota untuk masuk ke dalam ruangan perlu keterangan yang jelas, Bangunan PT.Pertani yang sekarang menjadi Puri Baron dimiliki oleh President PT.Sritex, Mr.Muh.Lukhminto. dan masih banyak lagi bangunan yang berpotensi menjadi Cagar Budaya.
    bangunan di dekat Center Point of Solo, Purwosari di bangun sekitar tahun1800an
    Rumah Wallet dekat Center Point of Solo, Purwosari. bangunan tahun 1800an denhan perpaduan Belanda-Cina

    Prasasti Djoyoatmodjo yang menandakan dibangunnya Rumah Ndalem Djoyoatmodjo dibangun tahun 1856, 
    Foto lama bangunan rumah PT.PERTANI ( sekarang PURI BARON ) yang menjadi saksi bisu perjanjian Case Fire antara Letkol.Slamet Riyadi dan Jendral Baron Van I. Holf

    Itu adalah beberapa bangunan yang berhasil aku Survei sampai saat ini, kalau pagi aku sering bersepeda keliling kota Solo sembari aku melihat-lihat bangunan-bangunan yang tua dan mempunyai nilai sejarah. Tapi ada juga bangunan yang mau nyari fotonya saja susahnya minta ampun.. jadi ya kadang-kadang bikin jengkel juga sih..
    nih kalau mau baca Artikel tentang Benteng Vastenburg di sini

    Selasa, 24 Januari 2012

    Tahun Baru'an 2012 di Pos 2

    Pesta tahun baru an.. banyak orang yang merayakannya dengan pesta kembang api, jalan-jalan di kota dsb, tapi kami para Akeolog 2010 malah merayakan tahun baru di pos 2.. 
    kenapa bisa dinamakan pos 2..? 
    itu sih ada sejarahnya.. nah dulu itu pas Abhiseka ( pentahbisan buat para akeolog ) aku kan dapat kebagian tugas di koor survei.. emang insting Arkeolog n insting mblusuk2 keluar aku dapet tuh Candi di deket Parangtritis namanya Candi Gembirowati ( ntar lebih detailnya aku kasih tau ke postingan berikutnya aja ya )... 

    Minggu, 22 Januari 2012

    METODE SURVEI ARKEOLOGI 2011

    MSA biasanya temen2 bilang.. ini sebenernya mata kuliah di smester 2 tahun 2011 yang lalu.. kira-kira bulan Mei - Juni buat ngerjain 3 Tugas MSA ini.. tapi baru bisa nge post sekarang, maklum anak Arkeologi sukanya di Lapangan terus kadang malah lupa laporannya jadi biasanya dikerjain SKS ( Sistem Kebut Semalem) hahaha.. ini sekedar berbagi cerita dan berbagi informasi aja deh pas kuliah MSA di Arkeologi UGM...
      Ini tugas mata kuliah Metode Surve Arkeologi, sebenernya ada 3 tahap dalam mata kuliah ini pertama tuh kuliah di lapangan nah.. kebetulan angkatan arkeologi 2010 dapet tempat di Candi Sojiwan, pas lagi ngerjain studi lapangan ada 3 tahap juga gan .. gimana ga pusing coba kuliah di arkeologi.. ilmunya juga campuran .. semi sains pula.. pertama pas di Candi Sojiwan tu nyari sisa2 rentuhan artefak trus direkam deh data2nya.. letak astronomisnya pun harus tepat makanya itu harus pake theodolite.. wuhh susah banget makenya.. karena theodolitenya juga masih manual bukan digital jadi ya susahh...